Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaKabupaten ManokwariNasionalSosial & Budaya

Pandangan Aktivis Muda Papua Ini, Otsus Jilid II Harus Dilanjutkan

46
×

Pandangan Aktivis Muda Papua Ini, Otsus Jilid II Harus Dilanjutkan

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, RelasiPublik.com — Pro dan Kontra terjadi dalam perspektif Otonomi Khusus (Otsus) di Tanah Papua masih terus sigulirkan. Ini terlihat, pada sekelompok Mahasiswa Papua ditengah polemik tersebut, justru mendorong dan mengharapkan agar pelaksanaan Otsus jilid II pada tahapan berikut tetap bergulir atau berlanjut di tanah Papua pada dua provinsi itu yakni Papua dan Papua Barat.

Terkait akan itu, tiga tokoh muda dan aktivis Papua yang dihadirkan dalam jumpa pers, Rabu (26/8/2020), Jefry Papare, alumni hubungan internasional UKI, Yoel Ulimpa Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Jaya Baya dan Abinus Sama Alumni mahasiswa Australia Nasional University, mengatakan, bahwa ada sejumlah catatan penting kepada pemerintah terkait keberlangsungan Otsus jilid II tersebut.

Example 300x600

Dimana, dalam catatan media ini, pada 2015, dana otsus untuk Papua senilai Rp 4,9 triliun dan Papua Barat Rp 2,1 triliun. Dana otsus terus ditingkatkan hingga tahun 2020 menjadi Rp 5,9 triliun untuk Papua dan Rp 2,5 triliun untuk Papua Barat.

“Pada intinya kami mendukung, tetapi harus juga dilakukan evaluasi sehingga pada tahapan berikut tidak masalah,”Demikian hal itu disampaikan aktivis Papua dan Papua Barat dalam jumpa pers yang dilakukan Aliansi Aktivis Papua, di Hotel Balairung Matraman jakarta.

Selain dana otsus, dana tambahan infrastruktur juga diberikan. Total dana tambahan infrastruktur untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ditetapkan Rp 3 triliun pada 2015, meningkat menjadi Rp 4,7 triliun pada APBN 2020.

Jefry Papare menjelaskan, bahwa persoalan Papua terlalu banyak untuk dibicarakan, dan membutuhkan waktu, pemikiran kritis dan hati-hati dalam memberi solusi terhadap Papua.

Ia juga mencontohkan, kasus-kasus penggunaan lahan rakyat oleh banyak koorporasi juga terjadi dan justru berakhir dengan meninggalkan masalah antara rakyat dan pihak perusahaan, sementara lahan rakyat Papua hal kepemilikannya kolektif.

Sementara itu, Yoel Ulimpa memberi isyarat kepada pemerintah untuk baiknya negara harus percaya kepada rakyat Papua, dan segalah kebijakan harus melibatkan seluruh orang Papua.

“Saya mendukung, tetapi baiknya untuk menyelesaikan soal Papua, libatkan semua elemen negara tanyakan kepada mereka apa yang mereka inginkan”, ungkap Yoel.

Abinus Sama, mahasiswa alumni Australia itu menilai, silahkan jika pemerintah ingin memberi otsus jilid II, namun perlu adanya evaluasi menyeluruh. Selain itu, dana otsus yang begitu banyak harus memprioritaskan kebutuhan kesehatan, pemulihan ekonomi rakyat dan pendidikan. (Tim RP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *